Cari Artikel

BLAST FROM THE PAST: RESIDENT EVIL 3: NEMESIS


Sebagai penggemar serial Resident Evil, saya selalu berharap Capcom akan me-remake seri klasiknya. Dan ternyata Capcom mau me-remake Resident Evil 1 dan 0. Yang terbaru adalah Resident Evil 2 yang ketika artikel ini ditulis masih dalam pengerjaan. Ini kabar bagus buat fansnya. Tapi masih ada seri yang seharusnya diperhatikan oleh Capcom. Game itu adalah Resident Evil 3: Nemesis.

Tanggal 27 September 1998, atau tepat 24 jam sebelum even dalam Resident Evil 2, anggota S.T.A.R.S. Jill Valentine ingin keluar dari kota Raccoon. Sebagian besar penduduk kota telah terinfeksi Virus-T dan berubah menjadi zombie. Suasana tidak terkendali hingga polisipun kewalahan. Jill menuju ke kantor polisi, tapi disana mendapati teman satu timnya yaitu Brad Vickers dibunuh oleh monster Nemesis yang kejam. Jill harus mencari jalan meloloskan diri karena Nemesis tidak akan berhenti sebelum membunuh semua anggota S.T.A.R.S. Di sisi lain pemerintah akan meledakkan kota Raccoon dengan bom nuklir untuk membersihkan infeksi.


Dari Resident Evil 1 sampai Resident Evil: Code Veronica, Resident Evil 2 tetap yang terbaik. Tapi soal ketegangan, Resident Evil 3 ada di daftar puncak. Alasannya? Ada Nemesis sebagai musuh yang menakutkan dan mengintimidasi pemain. Desainnya sangar, bisa muncul dimana saja, gerakannya sangat cepat dan berbahaya. Mana ada musuh buatan Umbrella yang bisa memegang rocket launcher? Bahkan Ustanak di Resident Evil 6 tidak bisa menandingi keganasan Nemesis.

Di game kedua ada William Birkin yang bermutasi menjadi Tyrant. Pemain akan melawannya berkali-kali sampai dia benar-benar tewas di kereta api. Tampaknya Capcom meneruskan formula tadi dengan memberikan peran pada Nemesis. Bedanya, jika Nemesis muncul acak, kemunculan William sudah fixed di titik tertentu. Selain itu boss musuh di Resident Evil biasanya tidak punya peran penting. Begitu mati mereka tidak ada lanjutannya. Sekali lagi salut buat Capcom yang membuat Nemesis dan William Birkin sebagai boss yang susah mati.

Di Resident Evil 3 pemain hanya bermain sebagai Jill Valentine. Memang ada even dimana pemain mengendalikan Carlos Oliveira, seorang pasukan bayaran Umbrella. Tapi itupun hanya sekali dan singkat ketika Carlos mencari anti virus untuk Jill. Ah, kalau saja Capcom memasukkan Barry Burton sebagai playable karakter kedua pasti lebih seru. 


Untuk pertama kalinya, Resident Evil 3 memberikan pilihan jalur alternatif. Pada momen tertentu pemain akan diberi dua pilihan yang menentukan jalan cerita dan ending. Ini sebuah terobosan baru dalam serialnya. Dengan begitu pemain akan mengulang game untuk membuka ending dan epilogue. Ini juga menutup kritik atas gamenya yang terlalu singkat.

Puzzle juga tidak ketinggalan bagian dalam game ini. Kebanyakan puzzle memang logis, tapi yang paling menjengkelkan adalah di gorong-gorong. Disini pemain harus keluar dari fasilitas Umbrella dengan cara menganalisa sampel air. Caranya? Membuat tiga deret lampu sejajar cocok dengan sampel air. Frustasi? Sudah pasti, karena beberapa puzzle di Resident Evil 3 memang dibuat random. Pemain tidak akan menemui pola yang sama jika mengulang gamenya.

Disini ada unlockable yang menarik yaitu mini game The Mercenaries: Operation Mad Jackal dan kostum baru untuk Jill. Dalam The Mercenaries pemain adalah pasukan bayaran Umbrella dan mulai dengan inventory yang terbatas. Dengan membunuh zombie, menyelamatkan warga dan menjelajahi area tersembunyi akan menambah waktu dan amunisi. Di akhir misi performa pemain akan dievaluasi dan diberi uang sebagai penghargaan. Uang ini bisa dipakai membeli senjata baru dengan amunisi tidak terbatas. Di versi PC dan Dreamcast kedua The Mercenaries dan kostum untuk Jill sudah terbuka dari awal.


Final words, Resident Evil 3 sungguh memorable. Jika capcom mau me-remake game ini dengan engine baru, pasti banyak gamer yang setuju. Benar-benar remake, bukan cuma upgrade resolusi game ke versi HD. Anda bisa mengunduh Resident Evil 3: Nemesis disini.